Senin, 15 Juli 2013
Abu ridho, pelayannya, meriwayatkan, “Dalam suatu kesempatanSyaikh Abdul Qodir berbicara tentang roh. Ditengah penjelasan beliau diam, duduk dan kemudian bangkit kembali seraya bersenandung,
Rohku telah diciptakan dengan hikmah dalam ke-qadiman, sebelum ia mewujud, ketika ia dalam ketiadaan.
Sekarang, bukankah suatu kebaikan setelah aku mengenal kalian lalu aku pindahkan kakiku dari jalan hawa kalian.
Di lain riwayat, Abu Ridho bercerita, “Suatu hari beliau menjelaskan tentang cinta. Tiba-tiba beliau bangkit dan diam. Lalu beliau berkata, “Aku tidak akan berbicara kecuali dg 100 dinar”. Orang2 pun menyerahkan apa yg beliau minta. Kemudian beliau memanggilku dan berkata, “Pergilah engkau ke pekuburan Syuniziyah dan cari seorang Syaikh yg sedang bermain2dg kayu lalu berikan emas ini kepadanya dan bawa dia kepadaku”. Aku pun pergi dan menemukan Syaikh yg beliau maksud sedang berdiri dan memain-mainkan tongkat kayu. Aku pun mengucapkan salam dan menyerahkan emas tersebut kepadanya. Dia berteriak dan jatuh pingsan. Saatbeliau sadar, aku berkata kepadanya, “Syaikh, syaikh Abdul Qodir ingin bertemu denganmu”
Beliau kemudian mengikuti menemui Syaikh Abdul Qodir. Setibanya disana, Syaikh Abdul Qodir memberi perintah untuk menaikkan di kursi tempat beliau mengajardan meminta orang tersebut untuk menceritakan kisahnya. Dia berkata, “Tuanku, sewaktu masih muda aku adalah seorang penyanyi bagus yg dikenal banyak orang. Tapi setelah tua, tidak ada seorang pun yg memperhatikan aku. Aku pergi dari baghdad dan berkata dalam hati, “Aku tidak akan menyanyi kecuali untuk yg mati”. Saat aku mengelilingi pekuburan ini, aku duduk disalah satu kuburan yg ternyata telah terbelah dan nampak kepala mayat yg ada didalamnya. Mayat tersebut berkata kepadaku, “Mengapa engkau menyanyi untuk orang2 mati, bernyanyilah untuk Sang Maha Hidup sekali maka DIA akan memberikan kepadamu apa yg engkau inginkan”. Aku pun jatuh pingsan. Kemudian setelah sadar aku berkata :
Tuhanku, aku persiapkan apa yg kumiliki tuk hari pertemuan dengan-MU, kecuali pengharapan hati dan ucapan mulutku
Memang, sudah asalnya para pengharap mengharapkan harapan dan mereka akan bersedih apabila ENGKAU menolaknya
Jika hanya segolongan muhsin yg boleh mengharap kepada-MU, lalu kepada siapa si pendosa berlindung dan melarikan diri
Ubanku membuatku jelek dihari penghabisan dan perjumpaan dengan-MU, semoga engkau menyelamatkan aku dari apiku
Saat aku berdiri, pelayan anda datang membawakan emas ini”. Sambil mematahkan tongkat kayu yg ada ditangannya dia berkata, “Sekarang aku bertobat kepada ALLAH”
Usai mendengarkan kisah tersebut, Syaikh Abdul Qodir berkata, “Ya fuqara, jika kejujuran (Ash-Shidq) orang ini terhadap sesuatu yg sia-sia saja menyebabkannya memperoleh apa yg dia inginkan apalagi dg para sufi yg bersungguh2 dalam kesufian, ahwal dan thariqahnya”
Kemudian beliau melanjutkan, “Hendaknya kalian berlaku jujur dan bersih hati. Tanpa keduanya, tidak mungkin seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya. Apakah kalian tdk mendengar firman ALLAH, “Jika berbicara hendaklah kalian berkata jujur”
Saat beliau meminta 100 dinar, ada 40 orang mengantar jumlah yg sama kepada beliau. Beliau hanya mengambil dari satu orang. Dan setelah orang ini bertobat, sisa dari uang pemberian tersebut beliau bagikan kepada orang-orang. Peristiwa hari itu menyebabkan 5 orang meninggal dunia” (Mungkin karena terkejut dg keagungan ALLAH) (Mahkota Para Aulia, 2005)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar