Rabu, 28 Agustus 2013
Rezaki
Rezeki bukan hanya makanan dan uang.
Rasulullah shalallahu alaihi wassallam bersabda , “dua nikmat (rezeki) yang sering dilupakan kebanyakan orang adalah "kesehatan" dan "kesempatan” (HR Bukhari).
Dalam hidup ini, ada dua jenis rezeki yang diberikan Allah subhana wa Ta'ala kepada manusia:
1. Rizqi kasbi (bersifat usaha)
Rizqi kasbi diperoleh lewat jalur usaha dan kerja. Terutama jika menyangkut kekayaan dunia, rezeki jenis ini tidak mensyaratkan kualitas keimanan penerimanya. Tidak jarang kita jumpai orang yang ingkar kepada Allah tetapi hidupnya sukses.
Selain sebagai hasil kerja, karena rizqi kasbi memang berasal dari sifat rahman atau pemberian Allah. Rumusnya, siapa mau berusaha, dia akan dapat. Karena itu, rezeki berupa kekayaan dunia tidak selalu mencerminkan cinta Allah kepada pemiliknya. Juga karena kekayaan harta memang tidak bernilai di hadapan Allah. “Sekiranya bobot kenikmatan dunia di sisi Allah seberat sayap nyamuk, maka Dia tidak akan memberi minum kepada orang kafir meski hanya seteguk air” (HR Tirmidzi).
2. Rizqi wahbi (hadiah).
Lain dari itu adalah rizqi wahbi. Rezeki ini datangnya di luar prediksi pikiran manusia. Kadang malah tidak memerlukan jerih payah. Pegawai rendahan bisa saja memiliki harta melimpah. Kiai desa yang miskin papa mendadak mendapatkan biaya haji dari pemerintah. Itulah rizqi wahbi. Perolehannya lebih karena sifat rahim atau kasih sayang Allah.
Itulah kenapa yang paling berpeluang mendapatkan rizqi wahbi adalah hamba yang bertakwa. Kesuksesan orang bertakwa itu lebih ditentukan oleh kualitas keimanannya daripada profesinya.
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Dia akan memberinya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak dia sangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya” (QS At-Thalaq: 2-3).
Rasulullah shalallahu alaihi wassallam menyatakan, istighfar secara rutin dapat mengundang rezeki dari arah yang tidak kita duga. “Barangsiapa melanggengkan istighfar, Allah akan melapangkan kegalauannya, memberikan solusi atas kerumitannya, dan memberikan rezeki dari arah yang tidak dia sangka sebelumnya” (HR Ibnu Majah).
Rezeki bukan melulu harta. Hidup dijauhkan dari kemaksiatan adalah rezeki ...
Juga gairah untuk beribadah. Kemudahan menyerap ilmu jelas rezeki...
Kesempatan beraktualisasi diri juga rezeki ...
Dan termasuk rezeki adalah ketika kita dihidupkan dalam lingkungan yang baik apalagi memiliki keluarga yang sakinah serta putra putri yang soleh bermanfaat ...
Banyak orang stress akibat ditimpa problem keluarga. Seperti diingatkan Allah, “Wahai orang-orang beriman, sungguh di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah terhadap mereka” (QS At-Taghabun: 14).
Ayat di atas jelas menegaskan bahwa istri dan anak potensial membuat hidup manusia merana. Harta yang melimpah tidak mampu menghapus duka ketika badai rumah tangga melanda. Begitu juga ketika penyakit mendera. Hidup kehilangan gairah. Berpenampilan serba mewah tetapi hati selalu berselimut duka.
Marilah perbanyak syukur atas segala nikmat yang telah Allah karuniakan kepada kita , terlebih nikmat iman, nikmat sehat dan nikmat kesempatan beramal soleh.
Atas buah kecintaan kita kepada Allah, niscaya Allah anugerahkan ketenteraman hati , rezeki (secara luas) yang berkah serta cinta kepada sesama.
Semoga bermanfaat, dan rahmat Allah senantiasa menyertai kita. Aamiin ya Robbal alamin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar